hola~ im back folks :3
beberapa hari yang lalu gw hadir secara tidak sengaja pada suatu acara bedah buku
tapi lupa judulnya semoga ga salah xD
"depok tempo doeloe"
yang membuat gw tertarik sih setelah baca sedikit tentang biografi penulis
(di belakang bukunya ada ditulis xD)
ternyata penulis yang membuat bukunya masih salah satu dari keturunan belanda depok
ya belanda depok, seringnya sih terdengar sebagai sebuah lelucon di masyarakat,
tapi pada kenyataannya hal ini benar-benar ada
gw juga pernah diejek teman
A : " bisa ngomong bahasa belanda gak sekarang? "
gw : " bisa lah kan belajar "
A : " wah dasar, belanda depok luh! "
gw : " bukanlah masih orang indonesia gw "
yak itulah sedikit cuplikan xD wekekek
kembali ke masalah belanda depok~
Ternyata eh ternyata, dahulu pada masa kolonial
depok dapat disebut sebagai negara di dalam negara
(loh kok bisa?)
bisa lah~ pada waktu itu daerah depok
(khususnya yang sekarang disebut depok lama)
depok dlu dimiliki oleh seorang tuan tanah namanya Cornelis Castelijn
nah, meneer castelijn ini mendatangkan kurang lebih 150 budak belian
dari berbagai penjuru nusantara
sejak abad pertengahan tata kelola tanah yang dipakai adalah sistem tuan tanah
bisa dibilang jika punya uang sangat banyak dan mampu membali sebidang tanah,
maka bisa disebut membeli sebagian kecil dari bumi ini
peran yagn didapat bisa seperti raja
(walaupun dalam cakupan wilayah yang kecil) ataupun tuhan (woh?!)
kurang lebih ya karena mahluk hidup yang ada di dalam tanah itu
menjadi milik yang punya tanah entah itu tupai, tikus, kucing, cacing bahkan manusia
sama halnya pohon-pohon bahkan batu seolah menjadi properti pribadi
tidak boleh ditebang sembarangan
ataupun dipindah-pindah tanpa persetujuan pemilik tanah
pada waktu yang sama nusantara sedang berada di bawah kekuasaan VOC
VOC merupakan suatu perusahaan yang unik karena memiliki beberapa hak-hak khusus
yang hampir menyamai hak suatu negara yang disebut hak Octrooi
kehidupan masyarakat depok saat itu masih bercocok tanam ataupun berburu
meneer castelijn memperkerjakan budak-budak belian itu untuk mengusahakan tanah
yang dimilikinya
pada saat itu ternyata meneer castelijn menerapkan sistem tata kota seperti
yang dipakai di belanda
depok terletak ber sisian dengan rel kereta (spoorweg) dari Kota - Bogor
di depok juga ada penduduk asli yang termasuk kedalam kepemilikan de heer castelijn.
ternyata sebelum meninggal meneer castelijn menulis sebuah wasiat
yang berisi tentang hak waris dari seluruh tenah depok yang dimilikinya
ia mewariskan tanah depok kepada ke-12 keluarga yang ia bentuk
menjadi marga yang berbeda-beda
ke-12 marga ini dahulu adalah budak belian yang kemdian dimerdekakan dari
perbudakan sehingga dapat kembali menjadi 'manusia'
ke-12 marga inilah yang menjadi cikal bakal belanda depok,
karena tidak bisa dipungkiri mereka semua berbahasa belanda
beberapa diantaranya memiliki ciri khas indo atau bule
seperti rambut pirang maupun warna mata
berarti mendengar frasa belanda depok tidak harus diasosiasikan dengan
bule, tinggal di depok.
hal yang juga menarik adalah tentang pengorganisasian budak-budak belian yang ia miliki
bayangan yang terlintas di pikiran pastilah seorang bule sama ajudannya
bareng juga sama 'manager pribumi' bawa cambuk mukul-mukul sampe puas =.=
tapi ternyata hal itu tidak dilakukan sama sekali oleh seorang castelijn
ia memperlakukan mereka sama seperti manusia merdeka hanya saja tetap saja status mereka adalah
budak (hal ini banyak ditentang oleh orang belanda sendiri)
di depok didirikan sebuah sekolah yang dijadikan
tempat pendidikan bagi budak-budak tersebut
----------------------------------------------------------------------------------------
di depok juga dikenal ada kawasan pondok cina
ternyata nama itu bukanlah sembarangan dipakai
sewaktu castelijn masih hidup ia menetapkan
bahwa tidak ada orang cina yang boleh tinggal di dalam kawasan depok
dahulu kawasan depok dijaga tentara VOC maupun lokal orang depok sendiri
orang-orang cina dilarang bermukim di dalam depok karena dianggap membawa pengaruh
yang kurang baik yaitu (mabuk-mabukan, berjudi, 1 lagi lupa =.= )
jadi castelijn hanya memperbolehkan orang cina beraktivitas di depok
hanya dari jam 6 pagi hingga jam 6 malam
saat itu juga ada tim patroli khusus yang memeriksa
keluar-masuk orang cina di wilayah depok
jadi terbentuklah daerah pemukiman orang cina
yang berakhir disebut pondok cina
hal lain yang menarik adalah bahwa depok memiliki
sistem pemerintahan presidensial
xD memang terdengar menarik bahwa suatu daerah yang tidak begitu luas
memiliki presiden
okay mungkin sekian dulu cerita tentang depok nya
presiden tersebut berasal dari ke-12 marga yang dibentuk oleh castelijn
-garuru